Presiden Direktur GGRP Alouisius Maseimilian berani menetapkan target agresif tersebut karena dua hal, kebutuhan baja yang masih tumbuh dan adanya efisiensi internal. GGRP memprediksi kebutuhan baja akan meningkat 7%-9% setiap tahunnya.
Tahun ini, diprediksi kebutuhan baja bisa mencapai 16,01 juta ton atau 61 kg per kapita, dari kebutuhan 2018 yang mencapai 15,08 juta ton atau 57 kg per kapita. "Jadi, pertumbuhan masih akan ada," ujar Louis, panggilan akrab Alouisius.
Ke pasar domestik
GGRP menargetkan bisa meningkatkan volume penjualan baja 3,3% menjadi 1,25 juta ton. Dengan proyeksi harga baja sekitar US$ 724 per ton, GGRP menargetkan pendapatan pada 2019 mencapai US$ 906,64 juta. Sementara di 2020, penerimaan ditargetkan bisa mencapai US$ 950 juta.
GGRP mencatat, di 2018, sekitar 95,74%, produksi diserap pasar dalam negeri. Adapun 60% penjualan dilakukan melalui ritel dan 40% dijual ke proyek. GGRP antara lain bermitra dengan BUMN seperti Pertamina dan PLN.
Sekitar 4,26% produksi diekspor. Nilainya sekitar US$ 40 juta. Negara-negara tujuan ekspor GGRP antara lain Filipina, Malaysia, Australia dan Amerika Serikat.
Sumber : https://insight.kontan.co.id